Rabu, 29 Juni 2016

Proses Terjadinya Yaumul Ba'ts (Hari Berbangkit)




Prediksi Nabi Muhammad Saw Tentang Berbagai Peristiwa Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir al-Lamma'ah

 

Kondisi jasad semua manusia yang telah mati mengalami kerusakan, kecuali jasad para Nabi dan para syuhada’. Kerusakan jasad tersebut akan berubah menjadi debu, yakni kembali ke asal kejadiannya, kecuali ’Ajbudz-Dzanab, atau tulang ekor yang sangat kecil bentuknya.

Pada saat kehancuran alam semesta, dimana terjadi gempa bumi besar-besaran yang merata di seluruh dunia, dan bersamaan dengan itu langit dan seluruh isinya hancur total, maka Alloh mengumpulkan seluruh ’Ajbudz-dzanab tersebut di atas suatu tempat, bekas reruntuhan alam semesta, suatu tempat seperti yang disinggung didalam Al-Qur’an berikut, artinya :

لَّا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجٗا وَلَآ أَمۡتٗا ١٠٧ 
Tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi”. (QS Thaha, [20] : 107)

Debu-debu yang berasal dari seluruh jasad tersebut secara otomatis mencari dan berkumpul dengan ’Ajbudz-Dzanab-nya masing-masing. Debu asal jasad si Umar akan berkumpul dan menyatu dengan ’Ajbudz-Dzanab-nya sendiri, tidak akan mungkin berkumpul dan menyatu dengan ’Ajbudz-Dzanab-nya si Bakar.

ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ ٣٨ 
Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yasin,[36] : 38).

Setelah berkumpul dan menyatu, Alloh kemudian menurunkan air yang menjadikan debu dan ’ajbudz dzanab tersebut menyatu, berkembang dan membesar sampai sempurna kejadiannya sama seperti bentuk fisik manusia sewaktu hidup di dunia, hanya saja letak puser nya bukan di depan perutnya tetapi di belakang punggungnya, dan belum memiliki ruh.

ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ ٣٨ 
 ”Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yasin,[36] : 38).

Selanjutnya Alloh memerintah malaikat Isrofil agar meniupkan terompet sangkakala yang didalamnya terkumpul ruh-ruh seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Seketika itu seluruh ruh-ruh keluar bersamaan, suaranya mirip suara tawon atau kumbang, lantas mencari-cari pasangan jasadnya sendiri-sendiri, sebagaimana pasangannya di dunia. Sementara itu, setiap jasad pun dilengkapi Alloh kekuatan atau radar untuk menarik pasangan ruhnya sebagaimana yang terjadi di dunia dulu. Ruh yang selama di dunia dahulu menempati jasad si Khalid, pada waktu ba’ats ini tidak akan mungkin nyasar menempati jasad si Umar.

ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ ٣٨ 
Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yasin,[36] : 38).

Setelah peristiwa itu, seluruh makhluk hidup baik itu manusia, hewan, maupun jin, baik yang kecil maupun besar, baik yang buas maupun yang jinak, semuanya menjadi hidup kembali dan berdiri dalam keadaan tanpa memiliki sandang pangan dan papan. Mereka berjalan dan digiring ke suatu tempat yang disebut padang makhsyar. Mereka ditunjukkan balasan terhadap amal perbuatannya selama hidupnya di dunia dulu, yakni surga atau neraka.

يَوۡمَئِذٖ يَصۡدُرُ ٱلنَّاسُ أَشۡتَاتٗا لِّيُرَوۡاْ أَعۡمَٰلَهُمۡ ٦
 Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka” (QS Al-Zalzalah,[99] : 6)

Setiap orang yang selama hidup dunia beramal kebaikan, sekalipun sangat kecil dan sepele pasti akan melihat dan menerima balasannya.

Atas dasar ini, kita yang masih hidup di dunia jangan menganggap remeh suatu amal kebagusan, sekalipun nampak sepele dan tidak berarti, namun di makhsyar nanti hal itu akan diperhitungkan Alloh secara adil. Kita seharusnya tetap menjaga amal kebaikan kita,  jangan sampai amal tersebut menjadi hilang hanya karena perbuatan riya’, kibr, ujub, sum’ah dan sejenisnya.
Rosululloh Saw bersabda, artinya:
Peliharalah diri kalian dari siksa api neraka, sekalipun dengan shodaqah sebutir kurma. Jika tdak demikian, minimal dengan shodaqoh berupa ucapan yang baik






Kondisi Bumi Menjelang Hari Kiamat



Prediksi Tentang Berbagai Peristiwa Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir al-Lamma'ah


Alloh Yang Maha Agung berfirman dalam surat Al-Zalzalah : 1-8 :



إِذَا زُلۡزِلَتِ ٱلۡأَرۡضُ زِلۡزَالَهَا ١  وَأَخۡرَجَتِ ٱلۡأَرۡضُ أَثۡقَالَهَا ٢  وَقَالَ ٱلۡإِنسَٰنُ مَا لَهَا ٣  يَوۡمَئِذٖ تُحَدِّثُ أَخۡبَارَهَا ٤ بِأَنَّ رَبَّكَ أَوۡحَىٰ لَهَا ٥  يَوۡمَئِذٖ يَصۡدُرُ ٱلنَّاسُ أَشۡتَاتٗا لِّيُرَوۡاْ أَعۡمَٰلَهُمۡ ٦ فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ ٧  وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ ٨
1.  Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2.  Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3.  Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4.  Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5.  Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka
7.  Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
8.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Bumi yang kita diami ini dibungkus dan disanggah air. Bumi yang terbungkus air ini disanggah angin yang keluar dari suatu ruangan (di angkasa) yang sangat luas, seluas antara langit dan pusat air penyanggah bumi. Gerak dan pusaran angin ini sangat besar dan cepat , hampir tak pernah berhenti sedetik pun. Kalau Alloh menghendaki terjadinya gempa bumi, angin tersebut akan masuk ke bagian perut bumi yang kosong melompong. Besarnya kekuatan dan desakan angin di perut bumi menyebabkan terjadinya getaran hebat dan gempa bumi. Keadaan perut bumi saat ini rusak parah. Berapa juta barel dan liter kandungan minyak bumi dan gas dieksploitasi dan dikuras secara besar-besaran. Akibatnya, banyak ruangan kosong didalam perut bumi.   


وَأَخۡرَجَتِ ٱلۡأَرۡضُ أَثۡقَالَهَا 
 Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,” (QS Az-Zalzalah: 2)

Setelah itu gunung-gunung akan mengalami longsor, ambles menutupi ruangan kosong tersebut.

وَإِذَا ٱلۡجِبَالُ سُيِّرَتۡ


 “Dan apabila gunung-gunung dihancurkan” (QS At-Takwir,[81] : 3)

Bersamaan dengan itu langit dibelah :   


إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنشَقَّتۡ 
Apabila langit terbelah” (QS Al-Insyiqaq,[84] : 1)

Diikuti dengan bintang-bintang yang bertabrakan, berjatuhan dan berserakan   Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan” (QS Al-Infuthor,[82] : 2)