Prediksi ke-96
Nabi Muhammad Saw Tentang Berbagai Peristiwa Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir
al-Lamma'ah
Diantara
salah satu doa Nabi Saw berikut ini, yang artinya :
”Ya
Alloh, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari fitnah masih Dajjal”.
Didalam
kitab Fathul Bari – syarah kitab Hadis Al-Bukhari dikatakan : didalam
sebuah Hadis dari Abu Umamah yang
terdapat didalam kitab Hadis Sunan Ibnu Majah dijelaskan, bahwa Dajjal
mula-mula mengaku, ”Aku ini seorang nabi”, kemudian menghaku: ”Aku ini tuhan
kalian”.
Diantara
fitnah Dajjal, pada suatu ketika dia mendatangi orang awam kampung seraya
mengatakan, ”Bagaimana pendapatmu, andaikata ibu-bapakmu saya hidupkan kembali.
Apakah kamu akan mengakui aku sebagai tuhanmu?!”. Mereka menjawab, ”Ya, kami
setuju”. Kemudian datang dua syetan yang menjelma menyerupai ibu-bapaknya
seraya mengucapkan: ”Wahai anakku, ikuti saja Dajjal. Dia Tuhanmu”.
Contoh
lain fitnah Dajjal, dia mendatangi suatu penduduk desa yang mayoritas
mengingkari dan membohongi keberadaannya, lalu mereka menjadi mati semua. Suatu
ketika ia pun mendatangi suatu penduduk yang mempercayai Dajjal sebagai tuhan,
lalu memerintahkan langit agar menurunkan hujannya, seketika itu hujan turun
dengan derasnya, dan ia memerintahkan bumi agar menumbuhkan berbagai
tetumbuhan, seketika itu bermunculan berbagai tetumbuhan di muka bumi, sehingga
mereka dapat hidup dengan senang dan sejahtera.
Dajjal
muncul pada saat manusia mengalami krisis keimanan dan kurang mengetahui ilmu
agama, sebagaimana yang dijelaskan hadis Nabi Saw yang diriwayatkan imam Ahmad
bin Hanbal, Abu Ya’la dan Al-Hakim. Syeikh Safarini mengatakan, ”Pada jaman
kita sekarang ini, dimana fitnah agama tersebar dimana-mana, orang-orang banyak
yang meninggalkan perilaku sunnah, perilaku sunnah dianggap bid’ah, dan perilaku
bid’ah dianggapnya sunnah, para ulama hendaknya berjuang keras mengajarkan dan
menyiarkan hadis-hadis Nabi yang berkaitan dengan persoalan Dajjal”.
Dari
Abu Sa’id al-Khudhriy, katanya : ”Rosululloh Saw pernah mengatakan kepada kami
suatu hadis yang cukup panjang tentang Dajjal. Diantara yang disabdakan beliau
kepada kami adalah, bahwa Dajjal hendak memasuki kota Madinah, sementara dia
diharamkan memasuki dan menelusuri jalan-jalannya, lantas dia berhenti di tanah
berpasir dekat Madinah. Saat itu ada salah seorang yang terbaik datang menghadap ke Dajjal sambil
berkata, ”Aku bersaksi bahwa engkau adalah si Dajjal yang pernah diceritakan
Rosululloh Saw didalam hadisnya”. Kata Dajjal kepada para pengikutnya, ”Bagaimana
menurut kalian, seandainya orang ini aku bunuh, lalu aku hidupkan kembali,
apakah kalian masih meragukan aku sebagau tuhan seluruh manusia?!”. ”Tidak
...... Sedikit pun kita tidak ragu-ragu”, jawab mereka. Dajjal benar-benar
membunuh dan menghidupkan kembali orang tersebut. Setelah hidup kembali, orang
itu berkata,”Setelah aku mati dan hidup kembali saat ini, sekarang aku
benar-benar yakin, bahwa engkau adalah
si Dajjal”. Dajjal sangat marah dan akan membunuhnya lagi, namun ia tidak mampu
melakukannya.
Syaikh
Muhammad al-Qurthubi mengatakan didalam kitab Tadzkirah, menurut
sebagian ulama’, bahwa orang yang dibunuh dan dihidupkan kembali tersebut
adalah bernama Nabi Khidhir. Sementara menurut
riwayat yang lain, orang tersebut merupakan salah satu dari pembantu Imam
Mahdi. Wallohu A’lam.
Riwayat dari Asma’ Yazid bin
As-Sakan. Katanya, bahwa Rosululloh Saw pernah bersabda, artinya :
“Dajjal tinggal di bumi selama
40 (empat puluh) tahun. Satu tahun, lamanya bagai sebulan. Sebulan, lamanya
bagai sepekan. Sepekan, lamanya bagai sehari. Dan sehari, lamanya bagai nyala
rating pelepah kurma didalam kobaran api”.
Didalam kitab hadis shahih imam
Muslim disebutkan sebuah Hadis dari sahabat an-Nawwas bin Sam’an, yang artinya
:
Dia berkata: ”Kami para sahabat
menanyakan soal Dajjal kepada Rosululloh Saw, ”Ya Rasulalloh, berapa lama
Dajjal tinggal di bumi?”. Jawab beliau Saw, ”40 hari. (bukan 40 tahun)”.
Kami para sahabat beranya lagi, ”Ya Rasululloh, lamanya sehari bagai setahun
tersebut apakah cukup untuk melakukan sholat sehari-semalam?”. Jawab beliau
Saw, ”Tidak cukup. Perkirakan saja berapa lamanya”. Kami tanyakan lagi,
”berapa lama ia tinggal di bumi?”. ”Bagaikan hujan yang diikuti angin kencang
dari belakang”
Dijelaskan didalam kitab Fathul
Bari, Al-Qoadhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadis-hadis ini sebagai hujjah bagi
para ulama ahlussunnah bahwa Dajjal benar-benar akan muncul ke dunia dan
dapat disaksikan oleh siapa saja. Melalui Dajjal ini, Alloh akan menguji
keimanan semua manusia. Alloh memberikan kemampuan luar biasa kepada Dajjal,
seperti kemampuan untuk mematikan dan menghidupkan kembali seseorang, para
pengikutnya mengalami kehidupan yang sejahtera, mampu membikin sungai seketika,
mampu mengadakan surga dan neraka yang dapat disaksikan siapa saja, mampu
mengungkap harta karun yang tersimpan didalam bumi, mampu memerintah langit
agar menurunkan hujan, maka turunlah hujan seketika, mampu memerintah bumi agar
menumbuhkan beraneka ragam tetumbuhan. Kesemuanya ini atas kehendak dan
kekuasaan Alloh semata melalui perantaraan Dajjal, dan pada akhirnya atas
kehendak dan kekuasaan Alloh pula Dajjal dilemahkan, tidak mampu berbuat
apa-apa, kekuasaannya hilang, dan dapat dibunuh oleh Nabi Isa yang turun dari
langit ke bumi.
Sebagian kaum diluar golongan Ahlussunnah
wal Jama’ah, seperti kaum khawarij, mu’tazilah dan kaum jahmiyah, menentang
keberadaan Dajjal dan menolak keshahihan hadis Nabi yang menjelaskan persoalan
Dajjal. Bahkan umat Islam Indonesia ada yang sudah keracunan faham yang tidak
mempercayai munculnya Dajjal. Berkenaan dengan persoalan ini, salah seorang
ulama dari Pakistan yang tersohor sebagai seorang pembaharu pemikiran dalam
Islam, yakni Abul A’la Al-Maududi dengan gagah beraninya mengkritik hadis Nabi
yang mengungkap keberadaan Dajjal didalam kitabnya yang berjudul Rosail
Masail, halaman 57, cetakan tahun 1351 H,yang artinya :
”Rosululloh Saw menyangka bahwa
keluarnya Dajjal pada masanya atau masa yang dekat dengan masanya. Persangkaan
Beliau Saw tersebut telah berlalu selama 1350 tahun, suatu kurun yang cukup
panjang, namun Dajjal belum juga muncul. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
persangkaan Rosululloh Saw tersebut tidak benar”.
Itulah
pendapat Abul A’la al-Maududi. Sebagian pemuda Islam Indonesia teracuni dengan
pemikiran al-Maududi tersebut. Bahkan ada yang mengejek kaum muslimin yang
mempercayai akan munculnya Dajjal di akhir zaman. Ketidakpercayaan sebagian
para pemuda terhadap keberadaan Dajjal itu kemungkinan disebabkan kejadiannya yang
luar biasa yang tidak dapat diterima akal. Namun perlu diingat, bahwa setiap
kejadian luar biasa yang tidak mampu diterima akal manusia itu mesti tidak
benar atau perlu ditolak, karena tidak sedikit hal ini telah diungkapkan oleh
Al-Qur’an, seperti yang ditunjukkan oleh Asif bin Barkhiya, yakni kemampuannya
memindahkan kraton milik Ratu Bilqis dari kerajaan Saba’ dari Shana’a di Yaman
ke Palestina, berhadapan dengan istananya Nabi Sulaiman dalam waktu sekejap
mata. Dan masih banyak contoh keluarbiasaan lain yang tidak mampu diterima akal
manusia.
Saudara
kaum muslimin diharapkan tetap teguh berpegang pada ‘aqidah Ahlussunnah wal
Jama’ah dalam mengantisipasi tanda-tanda dekatnya akhir zaman, mewaspadai
gerak zaman yang begitu cepat, terjadinya peperangan dan pembunuhan di luar
negari yang mungkin saja akan merembet ke Indonesia. Semoga Alloh menyelamatkan
Negara kita dari berbagai bentuk pembunuhan dan peperangan. Namun hal ini tetap
tergantung pada sikap dan perilaku para ulama dan umara’ dalam memperhatikan,
mengkaji, mentaati dan mengamalkan firman-firman Alloh. Diantaranya firman-Nya,
yang artinya :
وَمَا
كَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan
membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang
berbuat kebaikan.” (S Hud,[11] : 117)
Ayat
di atas menjelaskan tentang hancurnya suatu negara disebabkan oleh perbuatan
rusak para penduduknya, terutama para umaro’ dan pemuka yang tidak berusaha
memperbaiki rakyatnya yang sudah rusak karena berbuat kemaksiatan seperti
perzinahan, perjudian dan sejenisnya. Sebagaimana yang disinggung Rosululloh
dalam sabdanya, yang artinya :
“Jika sudah tersebar perzinaan dan praktek
riba di suatu desa, mereka benar-benar telah menyiapkan diri untuk menerima
siksa Alloh”.
Coba kita renungkan firman Alloh
berikut, yang artinya :
وَضَرَبَ
ٱللَّهُ مَثَلا قَرۡيَةٗ كَانَتۡ ءَامِنَةٗ مُّطۡمَئِنَّةٗ يَأۡتِيهَا رِزۡقُهَا
رَغَدا مِّن كُلِّ مَكَانٖ فَكَفَرَتۡ بِأَنۡعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ
لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ وَٱلۡخَوۡفِ بِمَا كَانُواْ يَصۡنَعُونَ
“Dan Allah Telah membuat suatu
perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya
datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka
pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”
(QS An-Nahl,[16] : 112)
Ayat di atas hamper persisi
seperti kondisi negara kita Indonesia yang tadinya penuh dengan luberan nikmat
Alloh, aman, tentram, sejahtera, kaya-raya, gemah ripah loh jinawi,
kemudian penduduk Negara ini mengkufuri nikmat tersebut, dan dengan sombongnya
mereka menganggap bahwa nikmat tersebut merupakan hasil karya dan usaha keras
mereka sendiri, lepas dari berkah dan karunia Alloh, sehingga Alloh memberi
mereka pakaian kelaparan seperti terjadinya paceklik, sandang pangan serba
mahal, dan perasaan takut mungkin akibat perang di luar negeri merembet ke
Indonesia, atau negera kita dijadikan bulan-bulanan Negara-negara super power.
Oleh karena itu, sangat penting
kita senantiasa memohon kepada Alloh agar mengingatkan dan memberi petunjuk
kepada para penguasa dan pimpinan Negara, serta kepada para ulamanya agar mau
berusaha sekuat tenaga memperbaiki keburukan akhlak masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar