Prediksi Nabi Muhammad Saw Tentang Berbagai Peristiwa Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir
al-Lamma'ah
Kondisi
jasad semua manusia yang telah mati mengalami kerusakan, kecuali jasad para
Nabi dan para syuhada’. Kerusakan jasad tersebut akan berubah menjadi debu,
yakni kembali ke asal kejadiannya, kecuali ’Ajbudz-Dzanab, atau tulang
ekor yang sangat kecil bentuknya.
Pada
saat kehancuran alam semesta, dimana terjadi gempa bumi besar-besaran yang
merata di seluruh dunia, dan bersamaan dengan itu langit dan seluruh isinya
hancur total, maka Alloh mengumpulkan seluruh ’Ajbudz-dzanab tersebut di
atas suatu tempat, bekas reruntuhan alam semesta, suatu tempat seperti yang
disinggung didalam Al-Qur’an berikut, artinya :
لَّا تَرَىٰ فِيهَا عِوَجٗا وَلَآ أَمۡتٗا ١٠٧
”Tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi”. (QS Thaha, [20] : 107)
”Tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi”. (QS Thaha, [20] : 107)
Debu-debu
yang berasal dari seluruh jasad tersebut secara otomatis mencari dan berkumpul
dengan ’Ajbudz-Dzanab-nya masing-masing. Debu asal jasad si Umar akan berkumpul
dan menyatu dengan ’Ajbudz-Dzanab-nya sendiri, tidak akan mungkin berkumpul dan
menyatu dengan ’Ajbudz-Dzanab-nya si Bakar.
ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ ٣٨
”Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yasin,[36] : 38).
”Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yasin,[36] : 38).
Setelah berkumpul dan menyatu,
Alloh kemudian menurunkan air yang menjadikan debu dan ’ajbudz dzanab tersebut
menyatu, berkembang dan membesar sampai sempurna kejadiannya sama seperti
bentuk fisik manusia sewaktu hidup di dunia, hanya saja letak puser nya bukan
di depan perutnya tetapi di belakang punggungnya, dan belum memiliki ruh.
ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ ٣٨
”Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yasin,[36] : 38).
”Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yasin,[36] : 38).
Selanjutnya Alloh memerintah
malaikat Isrofil agar meniupkan terompet sangkakala yang didalamnya terkumpul
ruh-ruh seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Seketika itu seluruh ruh-ruh
keluar bersamaan, suaranya mirip suara tawon atau kumbang, lantas mencari-cari
pasangan jasadnya sendiri-sendiri, sebagaimana pasangannya di dunia. Sementara
itu, setiap jasad pun dilengkapi Alloh kekuatan atau radar untuk menarik
pasangan ruhnya sebagaimana yang terjadi di dunia dulu. Ruh yang selama di
dunia dahulu menempati jasad si Khalid, pada waktu ba’ats ini tidak akan
mungkin nyasar menempati jasad si Umar.
ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ ٣٨
”Demikianlah
ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS Yasin,[36] : 38).
Setelah peristiwa itu, seluruh
makhluk hidup baik itu manusia, hewan, maupun jin, baik yang kecil maupun
besar, baik yang buas maupun yang jinak, semuanya menjadi hidup kembali dan
berdiri dalam keadaan tanpa memiliki sandang pangan dan papan. Mereka berjalan dan
digiring ke suatu tempat yang disebut padang makhsyar. Mereka ditunjukkan
balasan terhadap amal perbuatannya selama hidupnya di dunia dulu, yakni surga
atau neraka.
يَوۡمَئِذٖ يَصۡدُرُ ٱلنَّاسُ أَشۡتَاتٗا لِّيُرَوۡاْ أَعۡمَٰلَهُمۡ ٦
“Pada hari itu manusia ke luar dari
kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka
(balasan) pekerjaan mereka” (QS Al-Zalzalah,[99] : 6)
Setiap orang yang selama hidup
dunia beramal kebaikan, sekalipun sangat kecil dan sepele pasti akan melihat
dan menerima balasannya.
Atas dasar ini, kita yang masih
hidup di dunia jangan menganggap remeh suatu amal kebagusan, sekalipun nampak
sepele dan tidak berarti, namun di makhsyar nanti hal itu akan diperhitungkan
Alloh secara adil. Kita seharusnya tetap menjaga amal kebaikan kita, jangan sampai amal tersebut menjadi hilang
hanya karena perbuatan riya’, kibr, ujub, sum’ah dan sejenisnya.
Rosululloh
Saw bersabda, artinya:
”Peliharalah
diri kalian dari siksa api neraka, sekalipun dengan shodaqah sebutir kurma. Jika
tdak demikian, minimal dengan shodaqoh berupa ucapan yang baik”