Kamis, 12 Februari 2015

3. Fitnah Dajjal




Prediksi (Ramalan) Nabi Muhammad Saw Tentang Kejadian di Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir al-Lamma'ah




Menurut ulama Ahlussunnah, persoalan munculnya Dajjal merupakan bagian dari persoalan Sam’iyyat yang wajib diyakini dan diimani setiap muslim, karena hadis-hadis yang berkaitan dengan Dajjal masuk dalam kategori hadis mutawatir yang tidak boleh diingkari kebenarannya. Misalnya ada kabar atau informasi, bahwa di kota Makkah ada satu bangunan yang disebut Ka’bah. Setiap muslim yang mendengar informasi tersebut harus meyakini dan mengimaninya, sekalipun belum pernah pergi ke Makkah dan melihat sendiri bangunannya. Jika tidak mempercayainya, orang itu bisa dikatakan ”sinting” atau ”akalnya miring”, karena informasi adanya bangunan Ka’bah di Makkah merupakan informasi yang sudah mutawatir. Demikian pula kemutawatiran kabar atau hadis tentang akan munculnya Dajjal di akhir jaman.  
Penulis kitab At-Taudhih, Imam Asy-Syaukaniy menuturkan adanya 100 (seratus) hadis yang menjelaskan akan munculnya Dajjal, yang telah disebutkan didalam kitab-kitab hadis Shohih, kitab Sunan, kitab Mu’jam dan kitab Musnad, sebagaimana yang dijelaskan pula didalam kitab Al-Idza’ah :
Syaikh Safarini mengatakan, bahwa para Nabi jaman dahulu telah memperingatkan dan menakut-nakuti seluruh umatnya tentang akan munculnya Dajjal, serta menjelaskan sifat dan ciri-cirinya, dengan penjelasan yang terang-gamblang, terutama Nabi Muhammad SAW yang menjelaskannya didalam beberapa hadis berikut, diantaranya bahwa Nabi SAW mengajarkan agar kaum muslimin membaca do’a terbebas dari fitnah Dajjal sebelum salam dalam setiap sholatnya :

Ya Alloh, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa api neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah kaum yang menjelajahi bumi, yakni Dajjal”.
Diriwayatkan dari ’Imran bin Hushain, bahwa dia pernah mendengarkan Rosululloh  Saw bersabda:
Selama masa antara penciptaan Nabi Adam dan terjadinya hari kiamat tidak ada peristiwa yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal”.
Diriwayatkan dari Anas, bahwa Rosululloh Saw bersabda:
Tiada seorang Nabi pun melainkan dia selalu menakut-nakuti umatnya tentang kemunculan Dajjal, matanya buta satu dan pembohong besar. Ingat, Dajjal itu bermata satu, sedangkan Tuhanmu tidak demikian.  Diantara kedua mata Dajjal tertulis kafara. Maksudnya, si Dajjal itu orang kafir.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rosululloh Saw bersabda:
Maukah kalian aku beri tahu tentang Dajjal sebagaimana yang telah diberitakan oleh para Nabi jaman dulu kepada umatnya?. Bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya. Dia akan datang dengan menawarkan semacam surga dan neraka. Apa yang dikatakannya sebagai surga, sebenarnya itu adalah neraka. Peringatanku ini sama seperti yang pernah diperingatkan oleh Nabi Nuh kepada umatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)..
Ini sudah menjadi ketetapan Alloh SWT bagi manusia yang sudah berada di ambang pintu kiamat, sebagaimana yang telah disabdakan Rosululloh Saw dalam beberapa hadisnya.


Ciri-Ciri Dajjal
Istilah ”Dajjal” merupakan kata sifat. Mengenai nama yang sebenarnya, tidak ada satupun keterangan dari para ulama atau hadis Nabi. Disebut ”Dajjal”, disebabkan perbuatannya yang selalu berbohong kepada manusia. Mula-mula ia nampak seperti orang shaleh, lalu mengaku menjadi ”nabi”, kemudian mengaku menjadi ”tuhan” yang menguasai langit dan bumi.
Dajjal adalah seorang yang berbadan gemuk, berkulit merah, pendek, berambut keriting, mata sebelah kanannya buta, hidungnya mancung kayak paruh burung, bibir mulutnya lebar dan moncong, matanya tidur tapi hatinya tidak. Mula-mula ia mengajak beriman dan menegakkan Islam, kemudian mendakwakan diri menjadi ”nabi”, lalu mengaku menjadi ’tuhan”, padahal Rasululloh sendiri pernah bersabda:
Tidak ada nabi sesudahku”.


Macam-Macam  Fitnah  Dajjal
Diantara salah satu doa Nabi Saw berbunyi :
 Ya Alloh, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari fitnah masih Dajjal”.
Didalam kitab Fathul Bari – syarah kitab Hadis Al-Bukhari dikatakan : didalam sebuah Hadis  dari Abu Umamah yang terdapat didalam kitab Hadis Sunan Ibnu Majah dijelaskan, bahwa Dajjal mula-mula mengaku, ”Aku ini seorang nabi”, kemudian mengaku: ”Aku ini tuhan kalian”.
Diantara fitnah Dajjal, pada suatu ketika dia mendatangi orang awam kampung seraya mengatakan, ”Bagaimana pendapatmu, andaikata ibu-bapakmu saya hidupkan kembali. Apakah kamu akan mengakui aku sebagai tuhanmu?!”. Mereka menjawab, ”Ya, kami setuju”. Kemudian datang dua syetan yang menjelma menyerupai ibu-bapaknya seraya mengucapkan: ”Wahai anakku, ikuti saja Dajjal. Dia Tuhanmu”.
Contoh lain fitnah Dajjal, dia mendatangi suatu penduduk desa yang mayoritas mengingkari dan membohongi keberadaannya, lalu mereka menjadi mati semua. Suatu ketika ia pun mendatangi suatu penduduk yang mempercayai Dajjal sebagai tuhan, lalu memerintahkan langit agar menurunkan hujannya, seketika itu hujan turun dengan derasnya, dan ia memerintahkan bumi agar menumbuhkan berbagai tetumbuhan, seketika itu bermunculan berbagai tetumbuhan di muka bumi, sehingga mereka dapat hidup dengan senang dan sejahtera.
Dajjal muncul pada saat manusia mengalami krisis keimanan dan kurang mengetahui ilmu agama, sebagaimana yang dijelaskan hadis Nabi Saw yang diriwayatkan imam Ahmad bin Hanbal, Abu Ya’la dan Al-Hakim. Syeikh Safarini mengatakan, ”Pada jaman kita sekarang ini, dimana fitnah agama tersebar dimana-mana, orang-orang banyak yang meninggalkan perilaku sunnah, perilaku sunnah dianggap bid’ah, dan perilaku bid’ah dianggapnya sunnah, para ulama hendaknya berjuang keras mengajarkan dan menyiarkan hadis-hadis Nabi yang berkaitan dengan persoalan Dajjal”.
Dari Abu Sa’id al-Khudhriy, katanya : ”Rosululloh Saw pernah mengatakan kepada kami suatu hadis yang cukup panjang tentang Dajjal. Diantara yang disabdakan beliau kepada kami adalah, bahwa Dajjal hendak memasuki kota Madinah, sementara dia diharamkan memasuki dan menelusuri jalan-jalannya, lantas dia berhenti di tanah berpasir dekat Madinah. Saat itu ada salah seorang yang  terbaik datang menghadap ke Dajjal sambil berkata, ”Aku bersaksi bahwa engkau adalah si Dajjal yang pernah diceritakan Rosululloh Saw didalam hadisnya”. Kata Dajjal kepada para pengikutnya, ”Bagaimana menurut kalian, seandainya orang ini aku bunuh, lalu aku hidupkan kembali, apakah kalian masih meragukan aku sebagau tuhan seluruh manusia?!”. ”Tidak ...... Sedikit pun kita tidak ragu-ragu”, jawab mereka. Dajjal benar-benar membunuh dan menghidupkan kembali orang tersebut. Setelah hidup kembali, orang itu berkata,”Setelah aku mati dan hidup kembali saat ini, sekarang aku benar-benar yakin, bahwa  engkau adalah si Dajjal”. Dajjal sangat marah dan akan membunuhnya lagi, namun ia tidak mampu melakukannya.
Syaikh Muhammad al-Qurthubi mengatakan didalam kitab Tadzkirah, menurut sebagian ulama’, bahwa orang yang dibunuh dan dihidupkan kembali tersebut adalah bernama Nabi Khidhir. Sementara menurut riwayat yang lain, orang tersebut merupakan salah satu dari pembantu Imam Mahdi. Wallohu A’lam.
Riwayat dari Asma’ Yazid bin As-Sakan. Katanya, bahwa Rosululloh Saw pernah bersabda:
Dajjal tinggal di bumi selama 40 (empat puluh) tahun. Satu tahun, lamanya bagai sebulan. Sebulan, lamanya bagai sepekan. Sepekan, lamanya bagai sehari. Dan sehari, lamanya bagai nyala rating pelepah kurma didalam kobaran api”.
Didalam kitab hadis shahih imam Muslim disebutkan sebuah Hadis dari sahabat an-Nawwas bin Sam’an. Teksnya sebagai berikut :
 Dia berkata: ”Kami para sahabat menanyakan soal Dajjal kepada Rosululloh Saw, ”Ya Rasulalloh, berapa lama Dajjal tinggal di bumi?”. Jawab beliau Saw, ”40 hari. (bukan 40 tahun)”. Kami para sahabat beranya lagi, ”Ya Rasululloh, lamanya sehari bagai setahun tersebut apakah cukup untuk melakukan sholat sehari-semalam?”. Jawab beliau Saw, ”Tidak cukup. Perkirakan saja berapa lamanya”. Kami tanyakan lagi, ”berapa lama ia tinggal di bumi?”. ”Bagaikan hujan yang diikuti angin kencang dari belakang
Dijelaskan didalam kitab Fathul Bari, Al-Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadis-hadis ini sebagai hujjah bagi para ulama ahlussunnah bahwa Dajjal benar-benar akan muncul ke dunia dan dapat disaksikan oleh siapa saja. Melalui Dajjal ini, Alloh akan menguji keimanan semua manusia. Alloh memberikan kemampuan luar biasa kepada Dajjal, seperti kemampuan untuk mematikan dan menghidupkan kembali seseorang, para pengikutnya mengalami kehidupan yang sejahtera, mampu membikin sungai seketika, mampu mengadakan surga dan neraka yang dapat disaksikan siapa saja, mampu mengungkap harta karun yang tersimpan didalam bumi, mampu memerintah langit agar menurunkan hujan, maka turunlah hujan seketika, mampu memerintah bumi agar menumbuhkan beraneka ragam tetumbuhan. Kesemuanya ini atas kehendak dan kekuasaan Alloh semata melalui perantaraan Dajjal, dan pada akhirnya atas kehendak dan kekuasaan Alloh pula Dajjal dilemahkan, tidak mampu berbuat apa-apa, kekuasaannya hilang, dan dapat dibunuh oleh Nabi Isa yang turun dari langit ke bumi.
Sebagian kaum diluar golongan Ahlussunnah wal Jama’ah, seperti kaum khawarij, mu’tazilah dan kaum jahmiyah, menentang keberadaan Dajjal dan menolak keshahihan hadis Nabi yang menjelaskan persoalan Dajjal. Bahkan umat Islam Indonesia ada yang sudah keracunan faham yang tidak mempercayai munculnya Dajjal. Berkenaan dengan persoalan ini, salah seorang ulama dari Pakistan yang tersohor sebagai seorang pembaharu pemikiran dalam Islam, yakni Abul A’la Al-Maududi dengan gagah beraninya mengkritik hadis Nabi yang mengungkap keberadaan Dajjal didalam kitabnya yang berjudul Rosail Masail, halaman 57, cetakan tahun 1351 H, teksnya sebagai berikut : 

Rosululloh Saw menyangka bahwa keluarnya Dajjal pada masanya atau masa yang dekat dengan masanya. Persangkaan Beliau Saw tersebut telah berlalu selama 1350 tahun, suatu kurun yang cukup panjang, namun Dajjal belum juga muncul. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa persangkaan Rosululloh Saw tersebut tidak benar”.
Itulah pendapat Abul A’la al-Maududi. Sebagian pemuda Islam Indonesia teracuni dengan pemikiran al-Maududi tersebut. Bahkan ada yang mengejek kaum muslimin yang mempercayai akan munculnya Dajjal di akhir zaman. Ketidakpercayaan sebagian para pemuda terhadap keberadaan Dajjal itu kemungkinan disebabkan kejadiannya yang luar biasa yang tidak dapat diterima akal. Namun perlu diingat, bahwa setiap kejadian luar biasa yang tidak mampu diterima akal manusia itu mesti tidak benar atau perlu ditolak, karena tidak sedikit hal ini telah diungkapkan oleh Al-Qur’an, seperti yang ditunjukkan oleh Asif bin Barkhiya, yakni kemampuannya memindahkan kraton milik Ratu Bilqis dari kerajaan Saba’ dari Shana’a di Yaman ke Palestina, berhadapan dengan istananya Nabi Sulaiman dalam waktu sekejap mata. Dan masih banyak contoh keluarbiasaan lain yang tidak mampu diterima akal manusia.
Saudara kaum muslimin diharapkan tetap teguh berpegang pada ‘aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah dalam mengantisipasi tanda-tanda dekatnya akhir zaman, mewaspadai gerak zaman yang begitu cepat, terjadinya peperangan dan pembunuhan di luar negari yang mungkin saja akan merembet ke Indonesia. Semoga Alloh menyelamatkan Negara kita dari berbagai bentuk pembunuhan dan peperangan. Namun hal ini tetap tergantung pada sikap dan perilaku para ulama dan umara’ dalam memperhatikan, mengkaji, mentaati dan mengamalkan firman-firman Alloh. Diantaranya firman-Nya:
Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (S Hud,[11] : 117)
Ayat di atas menjelaskan tentang hancurnya suatu negara disebabkan oleh perbuatan rusak para penduduknya, terutama para umaro’ dan pemuka yang tidak berusaha memperbaiki rakyatnya yang sudah rusak karena berbuat kemaksiatan seperti perzinahan, perjudian dan sejenisnya. Sebagaimana yang disinggung Rosululloh dalam sabdanya:

Jika sudah tersebar perzinaan dan praktek riba di suatu desa, mereka benar-benar telah menyiapkan diri untuk menerima siksa Alloh”.
Coba kita renungkan firman Alloh yang artinya :
Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS An-Nahl,[16] : 112)
Ayat di atas hamper persisi seperti kondisi negara kita Indonesia yang tadinya penuh dengan luberan nikmat Alloh, aman, tentram, sejahtera, kaya-raya, gemah ripah loh jinawi, kemudian penduduk Negara ini mengkufuri nikmat tersebut, dan dengan sombongnya mereka menganggap bahwa nikmat tersebut merupakan hasil karya dan usaha keras mereka sendiri, lepas dari berkah dan karunia Alloh, sehingga Alloh memberi mereka pakaian kelaparan seperti terjadinya paceklik, sandang pangan serba mahal, dan perasaan takut mungkin akibat perang di luar negeri merembet ke Indonesia, atau negera kita dijadikan bulan-bulanan Negara-negara super power.
Oleh karena itu, sangat penting kita senantiasa memohon kepada Alloh agar mengingatkan dan memberi petunjuk kepada para penguasa dan pimpinan Negara, serta kepada para ulamanya agar mau berusaha sekuat tenaga memperbaiki keburukan akhlak masyarakat Indonesia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar