Prediksi (Ramalan) Nabi Muhammad Saw
Tentang Kejadian di Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir
al-Lamma'ah
Menurut ulama Ahlussunnah, persoalan munculnya Dajjal merupakan bagian dari
persoalan Sam’iyyat yang wajib diyakini dan diimani setiap muslim,
karena hadis-hadis yang berkaitan dengan Dajjal masuk dalam kategori hadis
mutawatir yang tidak boleh diingkari kebenarannya. Misalnya ada kabar atau
informasi, bahwa di kota Makkah ada satu bangunan yang disebut Ka’bah. Setiap
muslim yang mendengar informasi tersebut harus meyakini dan mengimaninya,
sekalipun belum pernah pergi ke Makkah dan melihat sendiri bangunannya. Jika
tidak mempercayainya, orang itu bisa dikatakan ”sinting” atau ”akalnya
miring”, karena informasi adanya bangunan Ka’bah di Makkah merupakan
informasi yang sudah mutawatir. Demikian pula kemutawatiran kabar atau hadis
tentang akan munculnya Dajjal di akhir jaman.
Penulis kitab At-Taudhih, Imam Asy-Syaukaniy menuturkan adanya 100
(seratus) hadis yang menjelaskan akan munculnya Dajjal, yang telah disebutkan
didalam kitab-kitab hadis Shohih, kitab Sunan, kitab Mu’jam dan kitab Musnad,
sebagaimana yang dijelaskan pula didalam kitab Al-Idza’ah :
Syaikh Safarini mengatakan, bahwa para Nabi jaman dahulu telah
memperingatkan dan menakut-nakuti seluruh umatnya tentang akan munculnya
Dajjal, serta menjelaskan sifat dan ciri-cirinya, dengan penjelasan yang
terang-gamblang, terutama Nabi Muhammad SAW yang menjelaskannya didalam
beberapa hadis berikut, diantaranya bahwa Nabi SAW mengajarkan agar kaum
muslimin membaca do’a terbebas dari fitnah Dajjal sebelum salam dalam setiap
sholatnya :
”Ya Alloh, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari siksa
api neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah kaum yang
menjelajahi bumi, yakni Dajjal”.
Diriwayatkan dari ’Imran bin Hushain, bahwa dia pernah mendengarkan
Rosululloh Saw bersabda:
”Selama masa antara penciptaan Nabi Adam dan terjadinya hari kiamat
tidak ada peristiwa yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal”.
Diriwayatkan dari Anas, bahwa Rosululloh Saw bersabda:
”Tiada seorang Nabi pun melainkan dia selalu menakut-nakuti umatnya
tentang kemunculan Dajjal, matanya buta satu dan pembohong besar. Ingat, Dajjal
itu bermata satu, sedangkan Tuhanmu tidak demikian. Diantara kedua mata Dajjal tertulis kafara.
Maksudnya, si Dajjal itu orang kafir.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rosululloh Saw bersabda:
”Maukah kalian aku beri tahu tentang Dajjal sebagaimana yang telah
diberitakan oleh para Nabi jaman dulu kepada umatnya?. Bahwa Dajjal itu buta
sebelah matanya. Dia akan datang dengan menawarkan semacam surga dan neraka.
Apa yang dikatakannya sebagai surga, sebenarnya itu adalah neraka. Peringatanku
ini sama seperti yang pernah diperingatkan oleh Nabi Nuh kepada umatnya.”
(HR Bukhari dan Muslim)..
Ini sudah menjadi ketetapan Alloh SWT bagi manusia yang sudah berada di
ambang pintu kiamat, sebagaimana yang telah disabdakan Rosululloh Saw dalam
beberapa hadisnya.
Ciri-Ciri Dajjal
Istilah ”Dajjal” merupakan kata sifat. Mengenai nama yang sebenarnya, tidak
ada satupun keterangan dari para ulama atau hadis Nabi. Disebut ”Dajjal”,
disebabkan perbuatannya yang selalu berbohong kepada manusia. Mula-mula ia
nampak seperti orang shaleh, lalu mengaku menjadi ”nabi”, kemudian mengaku
menjadi ”tuhan” yang menguasai langit dan bumi.
Dajjal adalah seorang yang berbadan gemuk, berkulit merah, pendek, berambut
keriting, mata sebelah kanannya buta, hidungnya mancung kayak paruh burung,
bibir mulutnya lebar dan moncong, matanya tidur tapi hatinya tidak. Mula-mula
ia mengajak beriman dan menegakkan Islam, kemudian mendakwakan diri menjadi
”nabi”, lalu mengaku menjadi ’tuhan”, padahal Rasululloh sendiri pernah
bersabda:
”Tidak ada nabi
sesudahku”.
Macam-Macam Fitnah
Dajjal
Diantara salah satu
doa Nabi Saw berbunyi :
”Ya Alloh, sungguh aku berlindung kepada-Mu
dari fitnah masih Dajjal”.
Didalam kitab Fathul
Bari – syarah kitab Hadis Al-Bukhari dikatakan : didalam sebuah Hadis dari Abu Umamah yang terdapat didalam kitab
Hadis Sunan Ibnu Majah dijelaskan, bahwa Dajjal mula-mula mengaku, ”Aku
ini seorang nabi”, kemudian mengaku: ”Aku ini tuhan kalian”.
Diantara fitnah
Dajjal, pada suatu ketika dia mendatangi orang awam kampung seraya mengatakan,
”Bagaimana pendapatmu, andaikata ibu-bapakmu saya hidupkan kembali. Apakah
kamu akan mengakui aku sebagai tuhanmu?!”. Mereka menjawab, ”Ya, kami
setuju”. Kemudian datang dua syetan yang menjelma menyerupai ibu-bapaknya
seraya mengucapkan: ”Wahai anakku, ikuti saja Dajjal. Dia Tuhanmu”.
Contoh lain fitnah
Dajjal, dia mendatangi suatu penduduk desa yang mayoritas mengingkari dan
membohongi keberadaannya, lalu mereka menjadi mati semua. Suatu ketika ia pun
mendatangi suatu penduduk yang mempercayai Dajjal sebagai tuhan, lalu
memerintahkan langit agar menurunkan hujannya, seketika itu hujan turun dengan
derasnya, dan ia memerintahkan bumi agar menumbuhkan berbagai tetumbuhan, seketika
itu bermunculan berbagai tetumbuhan di muka bumi, sehingga mereka dapat hidup
dengan senang dan sejahtera.
Dajjal muncul pada
saat manusia mengalami krisis keimanan dan kurang mengetahui ilmu agama,
sebagaimana yang dijelaskan hadis Nabi Saw yang diriwayatkan imam Ahmad bin
Hanbal, Abu Ya’la dan Al-Hakim. Syeikh Safarini mengatakan, ”Pada jaman kita
sekarang ini, dimana fitnah agama tersebar dimana-mana, orang-orang banyak yang
meninggalkan perilaku sunnah, perilaku sunnah dianggap bid’ah, dan perilaku
bid’ah dianggapnya sunnah, para ulama hendaknya berjuang keras mengajarkan dan
menyiarkan hadis-hadis Nabi yang berkaitan dengan persoalan Dajjal”.
Dari Abu Sa’id
al-Khudhriy, katanya : ”Rosululloh Saw pernah mengatakan kepada kami suatu
hadis yang cukup panjang tentang Dajjal. Diantara yang disabdakan beliau kepada
kami adalah, bahwa Dajjal hendak memasuki kota Madinah, sementara dia
diharamkan memasuki dan menelusuri jalan-jalannya, lantas dia berhenti di tanah
berpasir dekat Madinah. Saat itu ada salah seorang yang terbaik datang menghadap ke Dajjal sambil
berkata, ”Aku bersaksi bahwa engkau adalah si Dajjal yang pernah diceritakan
Rosululloh Saw didalam hadisnya”. Kata Dajjal kepada para pengikutnya, ”Bagaimana
menurut kalian, seandainya orang ini aku bunuh, lalu aku hidupkan kembali,
apakah kalian masih meragukan aku sebagau tuhan seluruh manusia?!”. ”Tidak
...... Sedikit pun kita tidak ragu-ragu”, jawab mereka. Dajjal benar-benar
membunuh dan menghidupkan kembali orang tersebut. Setelah hidup kembali, orang
itu berkata,”Setelah aku mati dan hidup kembali saat ini, sekarang aku
benar-benar yakin, bahwa engkau adalah
si Dajjal”. Dajjal sangat marah dan akan membunuhnya lagi, namun ia tidak mampu
melakukannya.
Syaikh Muhammad
al-Qurthubi mengatakan didalam kitab Tadzkirah, menurut sebagian ulama’,
bahwa orang yang dibunuh dan dihidupkan kembali tersebut adalah bernama Nabi
Khidhir. Sementara menurut riwayat yang lain, orang tersebut
merupakan salah satu dari pembantu Imam Mahdi. Wallohu A’lam.
Riwayat dari Asma’ Yazid bin As-Sakan. Katanya, bahwa Rosululloh Saw pernah
bersabda:
“Dajjal tinggal di bumi selama 40 (empat puluh) tahun. Satu tahun,
lamanya bagai sebulan. Sebulan, lamanya bagai sepekan. Sepekan, lamanya bagai
sehari. Dan sehari, lamanya bagai nyala rating pelepah kurma didalam kobaran
api”.
Didalam kitab hadis shahih imam Muslim disebutkan sebuah Hadis dari sahabat
an-Nawwas bin Sam’an. Teksnya sebagai berikut :
Dia berkata: ”Kami para sahabat
menanyakan soal Dajjal kepada Rosululloh Saw, ”Ya Rasulalloh, berapa lama
Dajjal tinggal di bumi?”. Jawab beliau Saw, ”40 hari. (bukan 40 tahun)”.
Kami para sahabat beranya lagi, ”Ya Rasululloh, lamanya sehari bagai setahun
tersebut apakah cukup untuk melakukan sholat sehari-semalam?”. Jawab beliau
Saw, ”Tidak cukup. Perkirakan saja berapa lamanya”. Kami tanyakan lagi,
”berapa lama ia tinggal di bumi?”. ”Bagaikan hujan yang diikuti angin
kencang dari belakang”
Dijelaskan didalam kitab Fathul Bari, Al-Qodhi ‘Iyadh mengatakan,
“Hadis-hadis ini sebagai hujjah bagi para ulama ahlussunnah bahwa Dajjal
benar-benar akan muncul ke dunia dan dapat disaksikan oleh siapa saja. Melalui
Dajjal ini, Alloh akan menguji keimanan semua manusia. Alloh memberikan
kemampuan luar biasa kepada Dajjal, seperti kemampuan untuk mematikan dan
menghidupkan kembali seseorang, para pengikutnya mengalami kehidupan yang
sejahtera, mampu membikin sungai seketika, mampu mengadakan surga dan neraka
yang dapat disaksikan siapa saja, mampu mengungkap harta karun yang tersimpan
didalam bumi, mampu memerintah langit agar menurunkan hujan, maka turunlah
hujan seketika, mampu memerintah bumi agar menumbuhkan beraneka ragam
tetumbuhan. Kesemuanya ini atas kehendak dan kekuasaan Alloh semata melalui
perantaraan Dajjal, dan pada akhirnya atas kehendak dan kekuasaan Alloh pula
Dajjal dilemahkan, tidak mampu berbuat apa-apa, kekuasaannya hilang, dan dapat
dibunuh oleh Nabi Isa yang turun dari langit ke bumi.
Sebagian kaum diluar golongan Ahlussunnah wal Jama’ah, seperti kaum
khawarij, mu’tazilah dan kaum jahmiyah, menentang keberadaan Dajjal dan menolak
keshahihan hadis Nabi yang menjelaskan persoalan Dajjal. Bahkan umat Islam
Indonesia ada yang sudah keracunan faham yang tidak mempercayai munculnya
Dajjal. Berkenaan dengan persoalan ini, salah seorang ulama dari Pakistan yang
tersohor sebagai seorang pembaharu pemikiran dalam Islam, yakni Abul A’la
Al-Maududi dengan gagah beraninya mengkritik hadis Nabi yang mengungkap
keberadaan Dajjal didalam kitabnya yang berjudul Rosail Masail, halaman
57, cetakan tahun 1351 H, teksnya sebagai berikut :
”Rosululloh Saw menyangka bahwa keluarnya Dajjal pada masanya atau masa
yang dekat dengan masanya. Persangkaan Beliau Saw tersebut telah berlalu selama
1350 tahun, suatu kurun yang cukup panjang, namun Dajjal belum juga muncul.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa persangkaan Rosululloh Saw tersebut tidak
benar”.
Itulah pendapat
Abul A’la al-Maududi. Sebagian pemuda Islam Indonesia teracuni dengan pemikiran
al-Maududi tersebut. Bahkan ada yang mengejek kaum muslimin yang mempercayai
akan munculnya Dajjal di akhir zaman. Ketidakpercayaan sebagian para pemuda
terhadap keberadaan Dajjal itu kemungkinan disebabkan kejadiannya yang luar
biasa yang tidak dapat diterima akal. Namun perlu diingat, bahwa setiap kejadian
luar biasa yang tidak mampu diterima akal manusia itu mesti tidak benar atau
perlu ditolak, karena tidak sedikit hal ini telah diungkapkan oleh Al-Qur’an,
seperti yang ditunjukkan oleh Asif bin Barkhiya, yakni kemampuannya memindahkan
kraton milik Ratu Bilqis dari kerajaan Saba’ dari Shana’a di Yaman ke
Palestina, berhadapan dengan istananya Nabi Sulaiman dalam waktu sekejap mata.
Dan masih banyak contoh keluarbiasaan lain yang tidak mampu diterima akal
manusia.
Saudara kaum
muslimin diharapkan tetap teguh berpegang pada ‘aqidah Ahlussunnah wal
Jama’ah dalam mengantisipasi tanda-tanda dekatnya akhir zaman, mewaspadai
gerak zaman yang begitu cepat, terjadinya peperangan dan pembunuhan di luar
negari yang mungkin saja akan merembet ke Indonesia. Semoga Alloh menyelamatkan
Negara kita dari berbagai bentuk pembunuhan dan peperangan. Namun hal ini tetap
tergantung pada sikap dan perilaku para ulama dan umara’ dalam memperhatikan,
mengkaji, mentaati dan mengamalkan firman-firman Alloh. Diantaranya firman-Nya:
“Dan Tuhanmu
sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang
penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (S Hud,[11] : 117)
Ayat di atas
menjelaskan tentang hancurnya suatu negara disebabkan oleh perbuatan rusak para
penduduknya, terutama para umaro’ dan pemuka yang tidak berusaha memperbaiki
rakyatnya yang sudah rusak karena berbuat kemaksiatan seperti perzinahan,
perjudian dan sejenisnya. Sebagaimana yang disinggung Rosululloh dalam
sabdanya:
“Jika sudah
tersebar perzinaan dan praktek riba di suatu desa, mereka benar-benar telah
menyiapkan diri untuk menerima siksa Alloh”.
Coba kita renungkan firman Alloh yang artinya :
“Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena
itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan
apa yang selalu mereka perbuat.” (QS An-Nahl,[16] : 112)
Ayat di atas hamper persisi seperti kondisi negara kita Indonesia yang
tadinya penuh dengan luberan nikmat Alloh, aman, tentram, sejahtera, kaya-raya,
gemah ripah loh jinawi, kemudian penduduk Negara ini mengkufuri nikmat
tersebut, dan dengan sombongnya mereka menganggap bahwa nikmat tersebut
merupakan hasil karya dan usaha keras mereka sendiri, lepas dari berkah dan
karunia Alloh, sehingga Alloh memberi mereka pakaian kelaparan seperti
terjadinya paceklik, sandang pangan serba mahal, dan perasaan takut mungkin akibat
perang di luar negeri merembet ke Indonesia, atau negera kita dijadikan
bulan-bulanan Negara-negara super power.
Oleh karena itu, sangat penting kita senantiasa memohon kepada Alloh agar
mengingatkan dan memberi petunjuk kepada para penguasa dan pimpinan Negara,
serta kepada para ulamanya agar mau berusaha sekuat tenaga memperbaiki
keburukan akhlak masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar