Prediksi (Ramalan) Nabi Muhammad Saw
Tentang Kejadian di Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir
al-Lamma'ah
Allof
berfirman didalam surat Al-An’am,[6] : 158, artinya :
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain
hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau
kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. pada hari
datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada
dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan
kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah (wahai Muhammad): "Tunggulah
olehmu Sesungguhnya kamipun menunggu (pula)".
Para
ulama bersepakat, bahwa yang dikehendaki ayat di atas adalah terbitnya matahari
dari arah barat.
Hadis
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah menjelaskan, bahwa Rosululloh pernah
bersabda, artinya :
“Tidak
terjadi kiamat sampai matahari terbit dari arah barat. Jika semua manusia sudah menyaksikannya, maka sejak saat itu keimanan
mereka sedikitpun tidak bermanfaat”
(HR Bukhari, Muslim, Al-Baihaqi, Ibnu Mardawaih dan Abusy-Syaikh).
Hadis yang diriwayatkan dari Hudzaifah menjelaskan, bahwa
ia pernah bertanya kepada Rosululloh, ”Tanda-tanda apa saja yang menunjukkan
bakal terbitnya matahari dari arah barat?”. Jawab beliau Saw, ”Sebelum
peristiwa itu, waktu malamnya sangat panjang, kira-kira dua kali lipat lebih
panjang dari pada malam sebelumnya. Orang-orang yang terbiasa bangun malam dan
melakukan shalat seperti yang mereka lakukan pada malam sebelumnya, ternyata
tidak melihat gemerlapnya bintang di langit. Sehabis shalat mereka lantas tidur
kembali, kemudian bangun kembali dan menjalanklan shalat malam lagi, begitu
seterusnya sampai mereka merasa capek, karena lamanya waktu malam yang mereka
lewati. Menyaksikan hal ini, banyak diantara mereka yang merasa ketakutan.
Keesokan harinya, pada saat mereka menanti terbitnya matahari dari arah timur,
mereka benar-benar terkejut, ternyata matahri terbit dari arah barat, lantas
mereka yang kafir cepat-cepat bertaubat dan beriman kepada Alloh. Namun
keimanan mereka percuma dan tidak ada manfaatnya sedikitpun”. (HR Ibnu
Mardawaih)
Hadis yang diriwayatkan dari Abdulloh bin Abi Aufa
menjelaskan, bahwa ia pernah mendengar Rosululloh bersabda, artinya:
”Manusia pasti akan menghadapi satu malam yang
panjangnya sama dengan panjangnya tiga malam kalian. Pada saat menghadapi
kejadian seperti ini, orang-orang yang terbiasa bangun malam segera menjalankan
ibadah malam (tahajjud) diteruskan membaca semua hizib dan wiridnya, kemudian
tidur kembali. Sewaktu bangun, mereka melakukan seperti itu. Begitu seterusnya.
Tidak lama kemudian, orang-orang sama menjerit merasa ketakutan, seraya
mengatakan,”Apa apa ini! Apa yang akan terjadi!”. Mereka akhirnya segera menuju
ke Masjid (untuk bertaubat dan beriman). Tiba-tiba matahari muncul dari arah
barat. Jika sebelumnya mereka kafir dan tidak beriman, maka taubat dan keimanan
mereka pada hari itu tidak ada manfaatnya bagi mereka”.
Ringkasnya. Ayat 158 surat Al-An’am di atas secara tersirat menunjukkan bakal
terbitnya matahari dari arah barat. Pada saat itu, semua pertaubatan dan
keimanan mereka yang sebelumnya kafir tidak akan diterima. Sebaliknya bagi
orang yang sudah beriman, amal kebagusan yang mereka lakukan pada saat itu
sangat bermanfaat baginya, namun jika tidak melakukan amal kebagusan lalu
bertaubat, maka taubatnya tidak akan diterima. (Lihat tafsir Ibnu Katsir).
Kapan hal ini terjadi? Sebentar lagi. Yang penting, kaum
muslimin sejak hari ini harus mempersiapkan diri, memperbagus amalnya, mendidik
putra-putrinya menjadi waladan sholihan yad’u lahu yang sangat
bermanfaat bagi dirinya dan orang tuanya di akhirat nanti.kaum muslimin jangan
terhanyut dengan gemerlapnya kehidupan duniawi saat ini. Sebentar lagi situasi
dan kondisi dunia akan berubah total. Kita tinggal menunggu tanggal
mainnya. Sebisa mungkin kaum muslimin
jangan mudah terpengaruh dan terjermus kedalam kepercayaan dan pemikiran para
kaum intelektual-rasionalis yang tidak benar, serta jangan mudah menerima
berbagai informasi agama yang tidak jelas asal usul, sumber dan dasarnya dari
al-Qur’an dan Hadis nabi. Sebaiknya kita bergaul dan mendekati para shalihin
lahir batin yang benar-benar mengerti apa yang difirmankan Alloh dalam
al-Qur’an dan yang disabdakan Nabi saw dalam beberapa hadisnya. Sebaiknya kita
kaum muslim tekun menelaah dan mendalami Al-Qur’an dan Hadis. Mereka yang
merasa dirinya berstatus sebagai pemimpin agama, ulama, kiyai atau guru agama
sebaiknya berusaha keras mendidik dan membimbing umatnya ke jalan yang lurus
dan mementingkan kehidupan ukhrowi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar