Sabtu, 14 Februari 2015

Hilangnya Hajar Aswad dan Al-Qur’an




Prediksi ke-77 Nabi Muhammad Saw Tentang Berbagai Peristiwa Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir al-Lamma'ah



Rasulullah saw bersabda, artinya :
"Tdak akan terjadi kiamat, sebelum hilangnya rukun (Hajar Aswad) dan Al-Qur'an"

(HR Al-Bukhari, dari Abdullah bin Amr. Hadis Dho'if)




Hajar Aswad artinya batu hitam, merupakan batu mulia (yaqut) sejenis batu rubi yang diturunkan dari surga melalui malaikat Jibril. Letaknya di pojok selatan Ka'bah (di sudut Hajar Aswad) pada ketinggian sekitar satu meter dari lantai, dengan panjang 25 cm dan lebar 17 cm.
Warna Hajar Aswad. Dari kejauhan nampak berwarna hitam. Namun jika didekati, warnanya tidak hitam sama sekali, tetapi mirip biru tua kecoklat-coklatan. Menurut riwayat, dulunya batu ini berwarna asli putih, sebagaimana yang disabdakan Nabi, "Hajar Aswad itu diturunkan dari surga. Warnanya lebih putih dari susu. Dosa-dosa anak turun Adamlah yang menyebabkan warnanya berubah menjadi hitam". (HR Tirmidzi, - Status hadis Hasan Shahih).
Dari informasi hadis diatas dapat disimpulkan bahwa Hajar Aswad sudah ada sejak sebelum zaman Nabi Adam, bersamaan waktunya dengan pembangunan Ka'bah pertama kali oleh para malaikat. Dengan demikian, ibadah haji dalam bentuknya yang sederhana sudah ada sejak masa itu.
Pasca banjir besar di zaman Nabi Nuh, Hajar Aswad pernah terkubur pasir selama ratusan tahun bersamaan dengan hancurnya bangunan Ka'bah, dan ditemukan kembali secara ajaib oleh Nabi Ismail sewaktu ia berusaha mencari batu tambahan untuk meninggikan Ka'bah. Batu ini yang nampaknya dicari-cari Nabi Ibrahim. Saking gembiranya, batu ini beliau ciumi berkali-kali dan sebelum dipasang di pojok Ka'bah, batu ini beliau bopong bersama putranya sambil thawaf mengelilingi Ka'bah tujuh kali
Dulunya Hajar Aswad merupakan seonggok batu saja. Namun sekarang batu ini berkeping-keping menjadi 8 gugusan batu kecil sebesar batu kerikil, yang terbesar seukuran buah korma, karena pernah pecah pada saat batu ini dicuri dan dicabut dari tempatnya oleh gerombolan Qaramithah, salah satu aliran kebatinan dari sekte Syi'ah Isma'iliyah yang mendiami wilayah sekitar Teluk Persia pada tahun 319 H dan dikembalikan lagi pada tahun 339 H atas usaha khalifah Abbasiyah, Al-Muthi' Lillah..
Kedelapan gugusan batu tersebut ditanam di batu besar lain yang dikelilingi dan diikat dengan perak. Kedelapan gugusan batu itulah yang sunnah dicium dan dipegang, bukannya batu di sekelilingnya atau perak yang mengikatnya

Yang dimaksudkan oleh hadis Nabi di atas adalah bahwa hajar Aswad nanti akan hilang dari tempatnya  di Ka'bah. Demikian pula Al-Qur'an akan hilang dari dada kaum muslimin, Al-Qur'an tinggal tulisannya dan tidak memiliki ruh, atau hilangnya tulisan Al-Quran dari kertas dan apa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar