Sabtu, 07 Februari 2015

Ilmu Agama Hilang Seiring Dengan Wafatnya Ulama'


Prediksi ke-2 Nabi Muhammad Saw Tentang Berbagai Peristiwa Akhir Zaman
Sumber : Kitab Al-Jawahir al-Lamma'ah




Rosululloh SAW bersabda:

أَنَّ اللَّهَ سَيَقْبِضُ الْعِلْمَ قَبْضًا وَ إنَّمَا يَقْبِضُهُ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقِ عَالِمًا اِتَّخَذَ النَّاسُ رُؤَسَاءَ جُهَّالاً. فَإِذَا سُئِلُوْا أَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ أَضَلُّوْا. (رواه الترمذي)

"Sesungguhnya Alloh SWT benar-benar bakal mencabut ilmu (agama Islam) dengan cara mewafatkan para ulama'-nya, sehingga tidak tersisa seorang pun ulama' yang hidup. Maka masyarakat mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemuka agama mereka. Pada saat pemuka agama itu ditanya soal hukum agama, maka mereka mengeluarkan fatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan" (HR Tirmidzi)

Saat ini pengangkatan orang-orang yang tidak memiliki keahlian di bidang ilmu agama sebagai kepala atau pemuka agama sudah sering terjadi. Terutama mereka yang duduk didalam keanggotaan Majlis Ulama Indonesia (MUI).  Oleh karena itu, masyarakat harus berhati-hati dan waspada sewaktu mendengar fatwa dari mereka. Demikian pula harus waspada terhadap beberapa orang yang sebenarnya tidak memiliki keahlian di bidang agama, tetapi masyarakat memberinya gelar "Kiyai" disebabkan dia pandai berpidato, menjadi tabib, tukang suwuk, dan semisalnya.

Yang dimaksud dengan ilmu dalam hadis ini adalah ilmu agama Islam, ilmu yang berkaitan dengan persoalan Islam, Iman dan Ihsan. Karena agama Islam itu terdiri dari rangkain Islam, Iman dan Ihsan. Saat ini, keilmuan yang berkaitan dengan ketiga pokok agama Islam tersebut hampir hilang.

Saat ini, banyak orang yang mengaku dirinya sebagai ulama, baik secara terang-terangan maupun secara isyarat (samar-samar). Namun pengakuannya masih diragukan kebenarannya. Karena tidak ada Nabi yang mencintai harta dan kedudukan, sementara ulama sebagai pewaris para Nabi tidak sedikit yang berebut harta dan kedudukan. Selain itu, yang namanya ulama beneran itu memiliki ciri-ciri yang cukup banyak. Masyarakat pada umumnya menentukan apakah seseorang itu ulama atau bukan, hanya dari segi lahirnya saja. Menurut mereka, siapa saja yang pandai berbicara, berpidato, dan pandai men-"dalil" (mengeluarkan dalil Al-Qur'an dan Hadis), itulah yang disebut ulama.

Diantara ciri-ciri ulama yang sebenarnya adalah seperti yang dijelaskan Alloh dalam firman-Nya, yang artinya :

"... Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. ....." (QS Fathir,[35] : 28)

Ciri ulama yang sebenarnya adalah memiliki rasa takut kepada Alloh SWT. Sedangkan ciri-ciri orang yang takut kepada Alloh SWT adalah seperti yang dijelaskan Rosululloh SAW didalam sabdanya: 

مَنْ خَافَ اللهَ أَخَافَهُ اللهُ مِنْهُ كُلَّ شَيْئٍ

"Siapa yang takut kepada Alloh SWT, maka Alloh SWT pun akan membuat segala sesuatu takut kepadanya"

Apakah orang yang mengaku sebagai ulama' jaman ini sekarang ini kenyataannya seperti itu?.
Untuk mengetahuinya, Anda perlu mengukurnya dengan sabda Rosululloh SAW berikut : 

العُلَمَاءُ اُمَنَاءُ الرُّسُلِ مَا لَمْ يُخَالِطُوا السُّلْطانَ وَ يُدَاخِلُوْا فِي الدُّنْيا. فَإِذَا خَالَطُوْا السُّلْطانَ وَ يُدَاخِلُوْا فِي الدُّنْيَا فَقَدْ خَانُوا الرُّسُلَ. فَاحْذَرُوْهُمْ (رواه العقيلي, عن أنس. حديث حسن)

"Ulama adalah orang-orang yang dipercaya para Utusan Alloh SWT selama mereka tidak menyampuri (mendekati /bergaul dengan) para pemegang pemerintahan dan tidak menyampuri/mengurusi urusan dunia. Jika mereka menyampuri pemegang pemerintahan dan mengurusi urusan dunia, maka jelaslah bahwa mereka telah mengkhianati para utusan Alloh SWT. Oleh karena itu, kalian harus waspada dan berhati-hati terhadap mereka". (HR 'Uqailiy, dari Anas ra. Hadis Hasan).

Kaum muslimin diharapkan tanggap terhadap sabda Rosululloh SAW di atas, yang memerintahkan agar berhati-hati dan waspada terhadap sepak terjang "ulama" yang menyampuri urusan politik pemerintahan.

Hal ini bukan berarti sebagai perintah untuk menjauhi dan tidak bersikap ta'zhim (hormat) kepada mereka. Kaum muslimin tetap harus mendekati dan bersikap ta'zhim kepada mereka, bagaimanapun sifat dan perilakunya. Akan tetapi yang dimaksudkan oleh Hadis Nabi di atas adalah lebih ditujukan kepada para ulama itu sendiri, agar mereka tidak mencampuri urusan politik pemerintahan dan sebaliknya agar mereka memfokuskan diri pada tugasnya sebagai ulama', yakni melaksanakan firman Alloh SWT : " وَلَلآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُوْلَى " (Kepentingan akhirat itu lebih baik bagimu daripada kepentingan dunia) (QS Adh-Dhuha,[] : 4).

Artinya, seorang ulama seharusnya mampu mengurusi dirinya lahir-batin untuk meraih kebahagiaan akhirat, agar dapat dijadikan sebagai suri teladan, sehingga umatnya menirunya, yakni ikut memperhatikan nasib dirinya untuk meraih kebahagiaan hidup di akhirat.



1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    BalasHapus