Sejak dulu para ulama membandingkan kemuliaan derajat
antara malaikat dan manusia, terutama di kalangan mutakallimin (ahli kalam).
Secara garis besar ada tiga kelompok pendapat: 1).
Manusia yang sholeh (para Nabi, dan kaum sholihin) lebih mulia daripada
malaikat; 2) Malaikat lebih mulia
daripada manusia. 3) Tawaqquf (diam, tak
mau terjebak pro dan kontra, menyerahkan sepenuhnya pada Allah)
Kaum mu'tazilah dan sejnisnya lebih memilih pendapat
kedua. sedangkan kaum ahlussunnah wal Jamaah memilih pendapat pertama. Abu
Hanifah dan sebagian pengikut Asy'ariyah memilih pendapat ketiga.
Alasan ulama yang Mengutamakan Kaum Sholih daripada Malaikat :
1. Alloh SWT memerintahkan para malaikat sujud kepada Nabi Adam. Hal
ini Munjukkan Nabi Adam dan anak keturunannya yang sholihin lebih mulia
daripada malaikat. (QS Al Baqoroh, [2] : 34 dan ayat lainnya).
2. Alloh SWT menciptakan Adam dengan tangan-Nya sendiri, sedangkan
menciptaka malaikat dengan kalimat-Nya (Kun, fayakun).
3. Alloh SWT menjadikan manusia Kholifah-Nya
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا
مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(QS
Al-Baqoroh,[2] : 30)
4. Kelebihan manusia atas
malaikat karena keilmuannya.
وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ
كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ
هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ.
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ
أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku Asma'-2 (nama benda-benda) itu jika kamu
memang orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. " (QS Al-Bqoroh,2] : 31-32)
5. Manusia memiliki cipta, rasa dan karsa sebagai perwujudan hasil olah
aqal dan hawa nafsu (syahwat, amarah, kerakusan, egois, dll), secara seimbang,
sehingga menjadikannya sebagai makhluk dinamis yang mampu menciptakan budayanya
sendiri, serta memiliki kemampuan / kebebasan dalam memilih, memutuskan dan
menjalankan kehendaknya. Berbeda dengan malaikat yang hanya memiliki akal tanpa
nafsu, atau hewan yang punya nafsu tanpa akal, atau jin yang punya akal dan
nafsu tapi nafsu lebih menguasai akalnya.
6. Banyak hadis Nabi yang menjelaskan bahwa Alloh SWT memuji-muji dan
membanggakan manusia sholih di hadapan para malaikat.
Alasan Orang yang Mengutamakan Malaikat daripada Manusia.
Mereka berargumen antara lain:
1. Manusia tidak luput dari
dosa dan salah, sedangkan malaikat tak pernah melakukan dosa. Ini menunjukkan
keterbatasan / kekurangan manusia.
2. Beralasan pada ayat 50
QS Al-An'am
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ
عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي
مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَى
وَالْبَصِيرُ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
"Katakanlah:
"Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan
tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu
bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan
kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan orang yang
melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?" (QS Al-An'am,[6]: 50)
Tahqiq : Titik Temu
Kata Ibnu Taimiyah, dilihat dari Nihayah-nya
(perjalanan Akhir), manusia sholih lebih utama daripada malaikat, karena kesempurnaan yang akan mereka peroleh di hari
akhir (surga) nanti, yakni mendapatkan kedudukan yang tinggi dan sangat dekat
dengan Tuhan-Nya. Alloh mengucapkan salam dan tambahan nikmat dan menampakkan
diri kepada mereka. Melihat Wajah dengan mata kepala merupakan nikmat
tertinggi:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ
نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
."Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari
itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat. " (QS
Al-Qiyamah,[75] : 22-23)
Dan para malaikat (dalam bentuk palayan, bidadari)-pun
melayani segala kebutuhan manusia dg izin Alloh SWT.
Kalau dilihat dari "Bidayah" (permulaan),
para malaikat lebih baik dari manusia, karena mereka sangat dekat di sisi Alloh
SWT, diajuhkan dari dosa dan salah (ma'shum), senantiasa beribadah dan
bertasbih.
Dengan perbandingan tersebut, maka kedua pendapat di
atas dapat ditemukan satu titik-temunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar